Senin, 31 Oktober 2016

Menanti Milan dan United Konsisten

AC Milan masih berusaha tampil konsisten dalam meraih poin. Setelah menang 1-0 atas Juventus, Rossoneri justru kalah 0-3 dari Genoa. Beruntunglah, tim besutan Vincenzo Montella kembali bangkit dan unggul tipis 1-0 atas Pescara dalam laga Serie A 2016/17 giornata 11 yang berlangsung Minggu (30/10) di San Siro. Giacomo Bonaventura mencetak gol tunggal timnya. Rossoneri bertengger di posisi ketiga dengan mengumpulkan poin 22 di bawah Juventus (27) dan AS Roma (23) serta menjaga peluang menembus zona Eropa musim depan. Sudah tiga musim Milan absen dari kompetisi antarklub Eropa, tapi musim ini Gigio Donnarumma dkk tampaknya lebih siap untuk kembali ke habitat sesungguhnya. 

Sementara itu Manchester United ternyata belum konsisten pula di Liga Premier. Setelah pekan lalu digebuk Chelsea 0-4, anak asuh Jose Mourinho hanya bisa bermain imbang tanpa gol dengan Burnley. Pertengahan pekan silam sebenarnya Zlatan Ibrahimovic dkk sempat bangkit dengan menang 1-0 atas Manchester City di Piala Liga lewat gol tunggal Juan Mata. Kemenangan atas juara bertahan Piala Liga membawa United ke perempat final dan akan berjumpa dengan West Ham United. Proses adaptasi Mou dengan tim barunya belum berjalan sesuai harapan. Namun sebagai manajer sarat pengalaman, mestinya lelaki asal Portugal itu memahami masalah yang dihadapinya dan segera memperoleh solusi yang tepat agar timnya kembali ke jalur kemenangan serta tampil konsisten. Dengan demikian MU masih layak disebut sebagai tim kandidat juara di semua ajang yang diikutinya  musim ini.

Ronaldo Cetak Trigol, Madrid Pimpin Klasemen La Liga

Cristiano Ronaldo mencetak tiga gol ketika Real Madrid menang 4-1 atas Alaves dalam pertandingan jornada 10 Liga Primera Spanyol 2016/17 yang berlangsung Sabtu (29/10/2016) pekan lalu. Trigol itu membuat Ronaldo mengoleksi lima gol di liga lokal, setelah namanya sempat absen dari papan skor sekian pekan. CR7 mencatat rekor sebagai pencetak hattrick terbanyak di Liga Spanyol sebanyak 31 kali. Satu gol Los Blancos lainnya diciptakan Alvaro Morata. Hasil laga tersebut mengukuhkan Madrid di posisi pertama klasemen sementara La Liga. Dalam 10 pertandingan, tim besutan Zinedine Zidane meraih tujuh kali kemenangan, tiga kali seri, dan belum pernah tersentuh kekalahan. Madrid menjadi satu-satunya klub di Eropa yang belum terkalahkan musim ini. Hingga akhir Oktober, Los Merengues total telah bermain 15 kali di empat ajang (Piala Super Eropa, Liga Spanyol, Liga Champion, dan Copa del Rey) dengan 11 kali menang dan empat kali imbang. Kendati dibayangi cederanya para pemain inti, Zizou sejauh ini masih mampu mengoptimalkan kemampuan anak asuhnya.


Pertengahan pekan lalu Madrid menang 7-1 atas Cultural Leonesa (klub kasta ketiga Liga Spanyol) di Copa del Rey (26/10). Tampil tanpa Trio BBC dan sejumlah andalan utama, Morata dan Marco Asensio masing-masing menyumbang dua gol. Gol lainnya merupakan hasil bunuh diri pemain Leonesa, lantas gol Nacho dan Mariano Diaz. James Rodriguez bermain cemerlang dengan membuat tiga assist. Hasil laga di Leon membuat Los Blancos dipastikan melaju ke babak selanjutnya, meski harus menjalani satu pertandingan lagi melawan tim yang sama. 

Rabu, 26 Oktober 2016

Memori : Kiprah Para Pelatih di Musim Pertama

Pada awal musim 2013/14 lalu, sejumlah klub besar Eropa menunjuk nama baru sebagai pelatih. Di antara mereka terdapat nama Carlo Ancelotti (Real Madrid), Gerardo ’Tata’ Martino (Barcelona), Josep ’Pep’ Guardiola (Bayern Muenchen), David Moyes (Manchester United), Manuel Pellegrini (Manchester City), Jose Mourinho (Chelsea), Rafael Benitez (Napoli), dan Laurent Blanc (PSG).

Ketika kompetisi berakhir, siapa pelatih tersukses di musim pertamanya? Ancelotti, Pellegrini, dan Guardiola sama-sama mengoleksi dua trofi pada akhir musim. Ancelotti membawa Los Blancos menjadi juara Liga Champion Eropa dan Copa del Rey. Pellegrini memimpin The Citizens menjuarai Liga Premier dan Piala Liga Inggris. Pep Guardiola mengomandoi Die Roten menjadi kampiun Bundesliga dan Piala Jerman. Sebelumnya, Muenchen pun berhasil menjadi juara Piala Super Eropa dan Piala Dunia Klub 2013 di bawah mantan pelatih Barcelona itu. Tapi kegagalan FC Bayern di semifinal Liga Champion (kalah agregat 0-5 dari Real Madrid) sedikit menodai rekor Guardiola yang total bisa mengumpulkan empat trofi dalam semusim.
410747_heroa
Sementara itu, Benitez dan Blanc pun mampu menghadirkan sebuah gelar kampiun bagi tim masing-masing. Napoli menjuarai Copa Italia dan PSG mempertahankan trofi juara Liga Prancis. Tata Martino dan Mourinho gagal meraih trofi apa pun. El Barca langsung menunjuk Luis Enrique sebagai arsitek baru menggantikan Tata yang mengundurkan diri. Posisi Mou sendiri tetap aman di Stamford Bridge. Tapi yang bernasib paling naas tetaplah David Moyes. MU yang merupakan juara bertahan EPL sejak jauh hari sudah tidak mampu bersaing merebut trofi. Moyes pun dipecat pada pertengahan musim, setelah mencetak sejumlah rekor buruk bagi klub. Ryan Giggs ditunjuk sebagai pelatih sementara United hanya hingga akhir musim.

Memasuki musim 2014/15, beberapa nama anyar kembali menghiasi kursi manajer klub top Benua Biru. Mereka adalah Luis Enrique (Barcelona), Louis van Gaal (Manchester United), Filippo Inzaghi (AC Milan), dan Massimiliano Allegri (Juventus). Penunjukan Enrique dan Van Gaal mendapat sambutan yang positif. Sebagai mantan bintang El Barca yang pernah sukses menangani Barcelona B, Luis Enrique diharapkan mampu menapaktilasi prestasi Guardiola untuk membawa Blaugrana berjaya kembali. Sementara itu, penampilan impresif Belanda di Piala Dunia 2014 menyembulkan optimisme bahwa Red Devils akan bangkit begitu ditangani seorang pelatih senior bermental juara. Louis van Gaal memiliki rekam jejak prestasi yang panjang, di antaranya ketika melatih Ajax Amsterdam, Barcelona, dan Bayern Muenchen. Hasil laga uji coba pramusim memperlihatkan niat Wayne Rooney dkk untuk kembali bersaing memperebutkan gelar juara di dalam negeri karena United bakal absen di Eropa. Meski sempat mengalami awal musim yang buruk, namun kehadiran sejumlah bintang seperti Angel di Maria, Daley Blind, dan Radamel Falcao membuat harapan tim Manchester Merah akan berprestasi masih tetap terjaga.

Inzaghi yang menggantikan posisi Clarence Seedorf sebenarnya masih diragukan mampu mengangkat kembali martabat Rossoneri. Seperti halnya Seedorf, Pippo masih belum berpengalaman menangani tim senior. Tapi dua tahun melatih tim junior Milan dipercaya bisa menjadi bekal bagi Inzaghi dalam menjalani debutnya sebagai pelatih klub yang pernah diperkuatnya sebagai pemain selama sebelas musim (2001-2012). Kehadiran sejumlah pemain baru seperti Alex, Jeremy Menez, Diego Lopez, Fernando Torres, dan Giacomo Bonaventura diharapkan mampu meningkatkan kinerja tim, meski Kaka, Robinho, dan Mario Balotelli telah pergi dari San Siro.

Pengunduran diri Antonio Conte sesudah membawa Juventus meraih scudetto tiga musim berurutan tentu menjadi kejutan besar bagi publik. Tapi dipilihnya Allegri pun mengundang tanda tanya dari penggemar, apalagi musim lalu Milan memecatnya di tengah jalan. Tapi pihak manajemen mungkin percaya Allegri mampu mengulangi debutnya bersama Rossoneri dahulu ketika menangani Bianconeri saat ini. Materi pemain Juve yang jelas berkualitas dan tidak banyak berubah menjadi keberuntungan tersendiri bagi Allegri, sekiranya adaptasi dapat berjalan dengan sempurna. Dan ternyata hingga pekan kedua Serie A, baik Milan maupun Juventus selalu meraih kemenangan dengan meraih poin sempurna. Kita pun mesti menunggu satu musim kembali berputar, hingga akhirnya melihat siapa gerangan para arsitek yang mampu berjaya bersama klub anyarnya.

# pernah dimuat di loushevaon7.wordpress.com dan BolaVaganza No.156 – Oktober 2014.

Selasa, 25 Oktober 2016

Reuni Pahit Mourinho di Stamford Bridge

Terkadang roda nasib berputar begitu cepat memang. Baru Kamis lalu (24/10) Manchester United menggembirakan penggemarnya ketika berhasil menang besar 4-1 atas Fenerbahce di Liga Europa 2016/17. Tapi Minggu kemarin (23/10) tim besutan Jose Mourinho justru kalah telak 0-4 dari Chelsea di Liga Premier Inggris 2016/17 yang berlangsung di Stamford Bridge. The Blues yang pernah meraih tiga gelar juara EPL di bawah asuhan Mourinho ternyata memberikan kado pahit bagi sang mantan manajer. Antonio Conte selaku arsitek Chelsea saat ini berhasil membuktikan strateginya lebih baik ketimbang pelatih tim tamu. Mou seperti memiliki firasat buruk, ketika sebelum pertandingan ia mengatakan bahwa sekarang belum saatnya bagi United mendekat ke papan atas. Hasilnya ternyata memang sebuah rekor yang memalukan. Red Devils pun terbenam di peringkat ke-7 klasemen sementara berselisih enam poin dari Arsenal, Manchester City, dan Liverpool. Semoga para pencinta MU tetap sabar dan tegar karena Liga Inggris masih menyisakan 29 pertandingan lagi. Masih ada kesempatan untuk membenahi segala kekurangan dan kembali ke jalur kemenangan.

Apa yang dialami Mourinho sebenarnya sudah lebih dulu dialami oleh Pep Guardiola, pelatih City. Pada ajang Liga Champion yang berlangsung Rabu lalu (19/10), tim sekota United juga takluk 0-4 dari Barcelona, yang merupakan mantan tim besutan Pep. Kekalahan itu berefek buruk ketika City hanya bermain imbang 1-1 dengan Southampton di Liga Premier kemarin Sabtu (22/10). Yang menarik, kedua tim Manchester akan segera berjumpa Kamis mendatang (27/10) dalam ajang Piala Liga. Dua manajer yang terluka hatinya sehabis bertandang ke mantan klubnya, siapa di antara Mou dan Pep yang lebih cepat bangkit bersama timnya menjadi hal yang layak dinanti.   

Senin, 24 Oktober 2016

Milan Pemilik Masa Depan Italia

AC Milan terus menanjak dan mampu menduduki posisi ketiga klasemen sementara Liga Italia Serie A 2016/17 pada pekan ke-9. Rossoneri memiliki poin yang sama dengan AS Roma, tapi kalah dalam selisih gol, dan hanya berjarak dua poin dengan Juventus. Tim asuhan Vincenzo Montella berhasil menang 1-0 atas tim asuhan Massimiliano Allegri dalam il grande partita yang berlangsung di San Siro pada Sabtu (22/10/2016) malam waktu setempat. Manuel Locatelli menjadi pahlawan kemenangan Tim Merah-Hitam dengan membuat gol tunggal ke gawang Gianluigi Buffon. Sebelumnya di pekan ke-8, Ignazio Abate dkk pun mengalahkan Chievo 3-1 dalam pertandingan tandang, sehingga Milan selalu meraih kemenangan dalam tiga laga terakhirnya.
Manuel Locatelli, pemain 18 tahun jadi pahlawan kemenangan Milan.
Dengan konsisten memainkan mayoritas pemain lokal, Milan sudah menyumbang jumlah pemain yang lebih banyak ketimbang Juventus dalam timnas Italia yang dilatih Giampiero Ventura sehabis Euro 2016. Padahal selama sekitar satu dekade terakhir Bianconeri selalu mendominasi Gli Azzuri. Namun dalam pertemuan teranyar Milan dan Juventus, terdapat enam pemain Italia menjadi starter Rossoneri, sedangkan tiga pemain lokal saja di kubu Bianconeri. Jika Gianluigi Donnarumma, Alessio Romagnoli, dan Locatelli masih berusia U-21, maka Buffon, Andrea Barzagli, dan Leonardo Bonucci telah berumur di atas 30 tahun. Pemain Juve lainnya, Giorgio Chiellini dan Claudio Marchisio yang selama ini menjadi langganan di timnas, masih berkutat dengan cedera, sementara Andrea Pirlo telah hijrah ke Major League Soccer (Liga Amerika Serikat) sejak 2015. 

Donnarumma, Romagnoli, Locatelli, dan sejumlah pemain muda lainnya merupakan generasi baru yang akan menjadi andalan Gli Azzuri di masa depan. Para pemain Milan akan kembali mendominasi Italia, seperti sekitar dua dekade lalu. Ketika itu Rossoneri sempat dijuluki sebagai The Dream Team, yang tak hanya mengandalkan Trio Belanda (Frank Rijkaard-Ruud Gullit-Marco van Basten) atau pemain asing seperti Marcel Dessaily, Dejan Savicevic, dan lain-lain, namun nyaris semua pemain lokalnya menjadi anggota timnas Italia. Misalnya saja pada Piala Dunia 1994, terdapat tujuh pemain Milan di skuat Gli Azzuri yang tampil di final turnamen yang berlangsung di Amerika Serikat. Mereka adalah Paolo Maldini, Franco Baresi, Alessandro Costacurta, Mauro Tassoti, Demetrio Albertini, Roberto Donadoni, dan Daniele Massaro. Pelatih Italia kala itu adalah Arrigo Sacchi, mantan allenatore Rossoneri (1987-1991). 

Sabtu, 22 Oktober 2016

Pogba Cemerlang, United Menang

Manchester United membuat para pencintanya ceria kembali setelah menekuk Fenerbahce (Turki) dengan skor 4-1 di laga pekan ketiga Grup A Liga Europa 2016/17. Pertandingan yang berlangsung pada Kamis (20/10/16) di Old Trafford disaksikan lebih dari 70.000 penonton. Di antara mereka yang hadir di stadion terlihat sosok Sir Alex Ferguson, Sam Allardyce (mantan pelatih Inggris), dan Roberto Martinez (pelatih Belgia). Paul Pogba, pemain sepak bola termahal dunia saat ini, bermain cemerlang dengan menyumbang dua gol. Gol pertama dicetak gelandang asal Prancis itu lewat titik penalti di menit ke-31. Anthony Martial yang dijatuhkan di kotak penalti membuat gol kedua pada menit ke-34, juga melalui titik 12 pas. Pogba menyumbang gol keduanya memanfaatkan assist Jesse Lingard di menit ke-45+1. Lantas Lingard sendiri membuat gol keempat United pada menit ke-48 hasil assist kapten Wayne Rooney yang menerima umpan Pogba. Paul dan Jesse telah bersahabat sejak mereka sama-sama bermain di tim junior Manchester United. Selebrasi gol yang mereka lakukan menunjukkan keakraban mereka.
Selebrasi kocak Pogba dan Lingard menambah kegembiraan pencinta MU.
Fenerbahce memperkecil kekalahan dengan gol yang dibuat Robin van Persie, mantan striker andalan Manchester United (2012-2015). Penonton memberi respek berupa tepuk tangan -bahkan sebagian sambil berdiri- kepada pemain Belanda yang mempersembahkan gelar juara Liga Inggris terakhir bagi Red Devils pada musim 2012/13 sekaligus menjadi top scorer saat itu. Sejak meninggalkan Manchester tahun 2015 silam, baru kali ini RvP kembali ke Old Trafford. Layak saja sekiranya dia rada terbawa perasaan bereuni dengan rekan-rekan lamanya di hadapan mereka yang pernah memujanya dahulu.
Robin van Persie mendapat sambutan positf penonton Old Trafford.
Ketika menjamu Fenerbahce, Jose Mourinho mengistirahatkan sejumlah pemain intinya, seperti Antonio Valencia, Daley Blind, Ander Herrera, dan Zlatan Ibrahimovic. Namun para penggantinya semacam Matteo Darmian, Luke Shaw, dan Juan Mata bermain tak mengecewakan. Rooney yang belakangan tak lagi bermain sejak sepak mula pun masih mampu menyumbang assist untuk Lingard. Pada pertandingan berikutnya United akan melawan Chelsea di Stamford Bridge besok Minggu (23/10) di ajang Liga Inggris. Mourinho akan melakukan reuni dengan tim yang pernah dibawanya tiga kali menjadi juara Premier League. Setelah Senin lalu (17/10) menahan imbang tuan rumah Liverpool, apakah MU akan bermain untuk sekadar tidak kalah lagi menghadapi tim besutan Antonio Conte? 

Kamis, 20 Oktober 2016

Trigol Messi dan Oezil Warnai Pekan Ketiga Liga Champion

Sejumlah klub menundukkan lawan-lawannya dengan skor telak pada pertandingan pekan ketiga Liga Champion Eropa 2016/17 yang berlangsung Rabu (19/10/2016).  Total tercipta 28 gol dalam delapan laga di Grup A hingga D, sementara hanya 17 gol pada delapan laga Grup E-H sehari sebelumnya. Jika di hari Selasa (18/10) hanya Real Madrid yang berpesta gol, maka di hari berikutnya Barcelona, Arsenal, PSG, dan Bayern Muenchen berhasil melakukannya. Barcelona mengandaskan Manchester City 4-0 di Camp Nou. Hasil itu cukup mengejutkan mengingat The Citizens kini ditangani Pep Guardiola -pelatih El Barca (2008-2012)-  dan tengah memimpin klasemen Liga Premier Inggris. Namun Pep selalu tidak bisa menaklukkan 'monster' yang diciptakannya sendiri sejak meninggalkan Blaugrana. Pada  musim 2014/15 Bayern Muenchen yang dilatih Guardiola pun takluk dari tim yang pernah dibawanya berjaya. Kekalahan mencolok City tak lepas dari dikartumerahkannya Claudio Bravo, kiper yang baru pindah dari Barcelona ke Manchester awal musim ini. Tim besutan Luis Enrique baru unggul satu gol saat insiden terjadi. Sejak itu tiga gol tambahan bersarang di gawang Willy Caballero. Lionel Messi akhirnya membuat tiga gol, sedangkan Neymar menyumbang sebuah gol.
Lionel Messi mencetak trigol ke gawang City.
Di Grup A, Arsenal dan Paris Saint-Germain berpesta gol di kandang masing-masing. The Gunners mengalahkan Ludogorets Razgrad (Bulgaria) 6-0. Mesut Oezil bermain eksepsional dengan mencetak tiga gol dan merupakan trigol perdananya sepanjang karier. Gol lainnya disumbang Alexis Sanchez, Theo Walcott, dan Alex Oxlade-Chamberlain. PSG menang 3-0 atas FC Basel (Swiss) lewat gol Angel Di Maria, Lucas Moura, dan Edinson Cavani. Sementara itu Bayern Muenchen mampu bangkit setelah dikalahkan Atletico Madrid di pekan kedua. Tim yang kini ditangani Carlo Ancelotti itu unggul 4-0 atas PSV Eindhoven. Arjen Robben membuat sebuah gol di antaranya.
Mesut Oezil mendapat ucapan selamat dari rekan-rekannya.
Terdapat satu benang merah dalam kemenangan Arsenal, PSG, dan Muenchen, yang semua berhubungan dengan Real Madrid. Oezil dan Di Maria pernah bermain bersama di El Real (2010-2013), sementara Ancelotti merupakan mantan arsitek Los Galacticos (2013-2015). Oezil telah hijrah ke London ketika Di Maria bersama Ancelotti merasakan gelar juara Liga Champion 2013/14. Oezil dan Di Maria sama-sama memakai kostum nomor 11 di klub mereka saat ini. Robben, bintang Muenchen asal Belanda, juga pernah mengenakan kostum Los Blancos (2007-2009). Xabi Alonso, rekan seklub Robben, pernah pula bermain di Madrid (2009-2014) dan sempat menjadi rekan bermain Oezil-Di Maria serta dilatih oleh Ancelotti.

Los Blancos Pesta Gol Pula di Eropa

Para pemain Real Madrid tengah begitu bergairah dalam mencetak gol memasuki pekan ketiga Oktober 2016. Seusai menundukkan Real Betis 6-1 di Liga Spanyol pada Sabtu lalu (15/10), Los Blancos melanjutkan pesta golnya dengan mengandaskan Legia Warsawa (Polandia) dengan skor 5-1 di Liga Champion Eropa Grup F pada Selasa (18/10) malam waktu Madrid. Tim besutan Zinedine Zidane bermain atraktif di depan pendukungnya sendiri. Gareth Bale membuka gol di menit ke-16. Tiga menit kemudian, tendangan Marcelo yang membentur tubuh Tomasz Jodlowiec membuat Madrid unggul dua gol. Miroslav Radovic sempat membobol gawang Keylor Navas via tendangan penalti, tapi gol Marco Asensio di menit ke-37 membuat skor menjadi 3-1 hingga babak pertama berakhir. Asensio mencatat rekor hebat, yaitu selalu mencetak gol dalam debutnya bersama Madrid di semua ajang musim ini. Pemain 20 tahun tersebut sebelumnya telah melakukannya di Piala Super Eropa dan La Liga. Total sembilan gol sudah dicetak Asensio dalam sembilan kali penampilannya.
Marco Asensio bergembira bersama sang pemberi assist, Cristiano Ronaldo.
Gol El Real lainnya terjadi di babak kedua dan dicetak oleh dua pemain yang dimainkan di tengah pertandingan, Lucas Vasquez dan Alvaro Morata. Lucas menggantikan James Rodriguez, sedangkan Morata menggantikan Bale. Lucas mencetak gol pertamanya di Liga Champion. Morata menjadi pemain Spanyol tersubur di Liga Champion saat ini. Mantan striker Juventus itu telah mencetak delapan gol dan tiga assist sejak musim 2014/15 hingga kini. Trio pemain muda Spanyol yang terdiri dari Asensio, Lucas, dan Morata mampu memperlihatkan kualitasnya yang layak dipuji. Mereka bisa menjadi pemecah kebuntuan ketika Trio BBC masih belum kunjung kembali ke performa terbaiknya. Meski tidak menyumbang gol, Cristiano Ronaldo membuat dua assist untuk Asensio dan Morata dalam pesta gol di Santiago Bernabeu.

Real Madrid mampu mencetak 11 gol dalam dua laga terakhirnya, Uniknya, pencetak gol pada kedua laga tersebut tiada yang sama. Raphael Varane, Karim Benzema, Marcelo, Isco, dan Ronaldo menjadi penyumbang gol kala menghadapi Betis. Sementara itu Bale, Asensio, Lucas, dan Morata yang membobol gawang Legia. Hal itu menunjukkan betapa meratanya kemampuan anak asuh Zidane dalam mencetak gol. Sekiranya CR7 dkk terus konsisten dalam meraih kemenangan, maka peluang menjadi juara dalam berbagai ajang musim ini bakal kian terbuka.
Morata dan Lucas mencetak gol sebagai pemain pengganti.
  

Senin, 17 Oktober 2016

Pesta Gol Madrid ke Gawang Betis

Real Madrid menang telak 6-1 atas Real Betis dalam laga ke-8 La Liga 2016/17 yang dimainkan Sabtu (15/10/16) malam lalu. Madrid sempat diragukan mampu meraih hasil positif ketika bertandang melawan Betis. Tim asuhan Zinedine Zidane hanya mampu bermain imbang dalam empat laga terakhirnya, tiga di antaranya berlangsung di Liga Spanyol. Sejumlah pemain inti Los Blancos terpaksa absen lantaran cedera, di antaranya Marcelo, Casemiro, dan Luka Modric. Seusai jeda internasional awal Oktober, Sergio Ramos pun terkapar dan menambah jumlah pemain Madrid yang mesti beristirahat. Beruntung, Marcelo sudah pulih dan langsung turun sebagai kapten ketika timnya berlaga di pekan ke-8 Liga Primera Spanyol. Bek kiri asal Brasil itu bahkan menyumbang satu gol dalam kemenangan besar El Real.
Pepe memberi assist untuk gol pertama Isco ke gawang Betis.
Isco bermain cemerlang dengan membuat dua gol. Pemain yang baru kembali memperkuat timnas Spanyol tersebut mendapat kepercayaan dari Zizou untuk turun penuh. Pemain lainnya yang membuat gol adalah Raphael Varane, Karim Benzema, dan Cristiano Ronaldo. Musim ini sudah 14 pemain Madrid yang tercatat membuat gol di La Liga. Hal itu menjadi salah satu rekor positif anak asuh Zidane. Kemenangan Los Merengues membuat poin yang dikoleksi sama dengan Atletico Madrid, tapi tim besutan Diego Simeone unggul dalam selisih gol. Pada pekan ke-8 Atletico pun menang telak 7-1 atas Granada. Barcelona, si juara bertahan, juga mampu mengalahkan Deportivo dengan banyak gol (4-0).

Kostum Apik Tim Tidak Ternama

Sejumlah negara peserta Kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Eropa yang tidak memiliki nama besar justru memiliki kelebihan dalam satu hal. Kostum tim yang mereka kenakan justru lebih apik dan menarik ketimbang tim-tim kondang yang mereka hadapi, seperti : Spanyol, Prancis, Portugal, dan Inggris. Misalnya saja Macedonia yang berjumpa dengan Spanyol dan Italia di Grup G. Ada  pula Slovenia dan Malta, tim yang dihadapi Inggris di Grup F. Ada lagi Andorra yang dibantai oleh Portugal. Demikian pula Belarusia dan Moldova. Uniknya, rata-rata tim tersebut berasal dari Eropa Timur. Slovenia dan Macedonia merupakan eks negara Yugoslavia, sementara Belarusia dan Moldova dahulu tergabung bersama Uni Sovyet.

Berikut ini penampakan wajah kostum yang apik, unik, dan menarik -versi saya- dari beberapa tim Eropa yang tidak terkenal. Yang pantas dicatat, selain melibatkan nama sponsor kondang -Adidas dan Nike, ada pula nama Jako dan Givova yang belum mendunia.

MACEDONIA (JAKO)

SLOVENIA (NIKE)

ANDORRA (ADIDAS)

MALTA (GIVOVA)

BELARUSIA (ADIDAS)

MOLDOVA (JAKO)

Kamis, 13 Oktober 2016

Jerman Masih Sempurna, Brasil Pimpin Zona

Jeda internasional yang memainkan pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2018 yang berlangsung awal Oktober 2016 telah berakhir. Jerman mencatat rekor sempurna dengan selalu meraih kemenangan dalam dua laga bulan ini dan total sudah tiga kali menang di Grup C zona Eropa. Juara Piala Dunia 2014 mengalahkan Republik Ceska 3-0 (8/10) dan Irlandia Utara 2-0 (11/10). Sebelumnya, September lalu Die Mannschaft melibas Norwegia 3-0. Thomas Mueller dkk delapan kali membobol gawang lawan dan Manuel Neuer belum sekali pun memungut bola dari gawangnya. Joachim Loew menyamai rekor Sepp Herberger yang sudah bertahan 52 tahun lamanya, yaitu menorehkan 94 kali kemenangan sebagai pelatih timnas Jerman.
Julian Draxler merayakan golnya bersama Thomas Mueller dan Mesut Oezil.
Selain Jerman, Swiss (Grup B) dan Belgia (Grup H) juga selalu menang dalam tiga pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Eropa. Belgia bahkan memiliki rekor gol yang lebih baik (13-0) ketimbang Jerman (8-0). Prancis memimpin Grup A setelah menang 1-0 atas Belanda (10/10). Paul Pogba mencetak gol tunggal timnya. Swedia memiliki nilai yang sama dengan Prancis di nomor dua, sementara Belanda berada di bawahnya. Tim Oranye yang gagal tampil di Euro 2016 masih harus berjuang keras untuk lolos ke Rusia. Portugal menundukkan Kepulauan Faroe 6-0, setelah sebelumnya juga enam kali membobol gawang Andorra. Juara Piala Eropa 2016 itu masih berada di bawah Swiss di Grup B. Inggris memimpin Grup F sesudah mengalahkan Malta 2-0 dan bermain imbang 0-0 dengan Slovenia. The Three Lions kini dipimpin oleh Gareth Southgate yang menjadi pelatih sementara, setelah September lalu Sam Allardyce mengundurkan diri karena melakukan hal yang hina. Arsene Wenger atau Roberto Mancini dikabarkan akan menjadi pelatih definitif Inggris selanjutnya. Spanyol dan Italia bersaing ketat di Grup G dengan koleksi poin yang sama. Spanyol menang 2-0 atas Albania, Italia unggul 3-2 atas Macedonia. Tim lain yang memimpin adalah Serbia (Grup D), Montenegro (Grup E), dan Kroasia (Grup I). Cristiano Ronaldo (Portugal) dan Robert Lewandowski (Polandia) memimpin daftar pencetak gol dengan lima buah gol.
Selebrasi unik Gabriel Jesus usai cetak gol disambut tawa Coutinho.
Sementara itu Brasil memimpin klasemen Kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Amerika Selatan. Tim Samba mengalahkan Bolivia 5-0 dan Venezuela 2-0 di bulan Oktober. Kualifikasi di Amerika Selatan diikuti 10 tim dengan sistem kompetisi penuh. Hingga bulan ini semua tim telah melakoni 10 pertandingan. Argentina, musuh bebuyutan Brasil dalam sepak bola, untuk sementara masih terbenam di peringkat kelima di bawah Brasil, Uruguay, Ekuador, dan Kolombia. Paraguay dan Cile menyusul Argentina dengan selisih poin yang ketat. Perebutan tiket ke Rusia bakal berlangsung kian seru pada delapan laga yang tersisa.

Senin, 10 Oktober 2016

Indonesia Ditahan Vietnam di Maguwoharjo

Setelah September lalu mampu mengandaskan Malaysia di Solo, Indonesia menjalani pertandingan keduanya -sehabis menjalani masa hukuman- dengan menjamu Vietnam di Stadion Maguwoharjo, Kabupaten Sleman, pada hari Minggu, 9 Oktober 2016. Tim tuan rumah justru lebih dulu tertinggal 0-2 di awal babak pertama. Namun Boaz Solossa dkk pantang menyerah dan tetap bermain penuh semangat untuk mengejar ketertinggalan. Hasilnya, Zulham Zamrun menciptakan sebuah gol indah dari tendangan bebas pada menit ke-26. Dua menit kemudian, berawal dari akselerasi Andik Vermansah di sektor kiri pertahanan Vietnam, Irfan Bachdim membuat gol kedua Tim Garuda, assist dari Zulham Zamrun. Skor 2-2 di akhir babak pertama ternyata tidak berubah hingga menit ke-90, biarpun kedua tim melakukan sejumlah pergantian pemain.
Tim inti Indonesia menghadapi Vietnam di Maguwoharjo Sleman. (FFT Indonesia)
Alfred Riedl menurunkan tim inti yang nyaris sama persis dengan ketika menghadapi Malaysia. Hanya Dedi Kusnandar yang menggantikan Bayu Pradana menjadi satu-satunya perubahan. Bagi Dedi, yang kini bermain di Sabah FA (Malaysia), penampilan di Maguwoharjo merupakan debutnya bersama timnas senior. Sebelumnya, mantan pemain Persib itu pernah menjadi andalan timnas U-23 Indonesia di SEA Games dan Asian Games. Pemain lain yang tampil pertama untuk timnas senior adalah Septian David Maulana, rekan Evan Dimas di timnas U-19 tahun 2013-2014.
Tendangan bebas Zulham berbuah gol pertama Indonesia ke gawang Vietnam. (Herka Yanis/BOLA/JUARA.net)
Dua gol cepat Vietnam ke gawang Andritany Ardhiyasa membuktikan bahwa sektor pertahanan Indonesia masih perlu pembenahan. Alfred pun mencatat bahwa kebugaran fisik menjadi masalah bagi anak asuhnya. Pertandingan internasional memiliki tempo yang lebih cepat ketimbang pertandingan antarklub di tanah air dan para pemainnya harus memiliki fisik yang lebih baik. Semoga masih ada waktu untuk memperbaiki kelemahan yang ada sebelum terjun di Piala AFF 2016 akhir November mendatang. Dua laga uji coba masih akan dijalani Evan Dimas dkk awal bulan depan. Indonesia akan bertandang ke Myanmar (4/11) dan Vietnam (8/11). 

Dua kali bermain -setelah lebih dari setahun absen- dengan hasil sekali menang dan sekali imbang bukanlah hal yang mengecewakan bagi timnas Indonesia. Meskipun tentu saja bukan sesuatu yang sangat memuaskan pula. Setidaknya, penunjukan Alfred Riedl sebagai pelatih oleh PSSI dan tampilnya sejumlah pemain baru, sejauh ini memberi harapan bagi pencinta sepak bola di tanah air. Apalagi sang pelatih kurang leluasa memilih karena hanya bisa memanggil maksimal dua pemain dari klub-klub yang sedang mengikuti turnamen Torabika Soccer Championship 2016. Sesuatu yang memang aneh karena sebuah tim nasional mestinya terdiri dari para pemain terbaik di negaranya, tanpa pembatasan dari pihak klub.
Aksi Boaz Solossa, kapten Indonesia. (Nicklas Hanoatubun/BOLA.com)
Namun bagi saya pribadi, dua pertandingan Indonesia yang selalu disiarkan langsung RCTI, cukup mengecewakan. Bukan masalah hasilnya, tapi karena saya tidak tidak pernah bisa menyaksikannya secara penuh. Ketika Indonesia vs Malaysia (7/9), saya hanya menonton 45 menit kedua karena masih ada acara di luar rumah. Nah, saat Indonesia vs Vietnam (9/10) kemarin, saya justru hanya bisa melihat sekitar 20 menit babak pertama, kala Andritany harus dua kali memungut bola dari gawangnya. Saya harus pergi jam lima sore Minggu kemarin. Syukurlah, Tim Merah Putih tidak kalah pada akhir laga. Semoga pada pertandingan-pertandingan selanjutnya, saya bisa senantiasa menjadi saksi secara penuh penampilan Irfan Bachdim dkk yang akan terus membaik.
Sukacita Zulham, Irfan, dan Evan setelah gol dicetak Irfan.(Bahktiar M/OFFSIDE.CO.ID)
Susunan pemain Indonesia : Andritany Ardhiyasa; Benny Wahyudi, Fachrudin Wahyudi, Rudolof Yanto Basna, Abdul Rahman (M.Abduh Lestaluhu 46'); Andik Vermansah (Septian David Maulana 84'), Dedi Kusnandar (Bayu Pradana 46'), Evan Dimas, Zulham Zamrun (Rizky Pora 65'); Boaz Solossa (Lerby Eliandry 76'), Irfan Bachdim (Ferdinand Sinaga 76') 

Sabtu, 08 Oktober 2016

Italia vs Spanyol Seri, Tim Unggulan Lain Menang

Dalam dua hari, 6-7 Oktober 2016, telah berlangsung sejumlah pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2018 di berbagai konfederasi. Apa yang terjadi di Eropa senantiasa menyita perhatian pencinta sepak bola, apalagi pekan ini ada perjumpaan Italia dan Spanyol, yang sudah dimainkan Kamis (7/10) malam kemarin di Juventus Stadium. Laga kedua Grup G zona Eropa itu berlangsung imbang 1-1. Biarpun tim tamu sangat mendominasi pertandingan, namun hanya sebuah gol tercipta ke gawang tim tuan rumah. Vitolo berhasil mencetak gol di menit ke-55. Dia bisa memanfaatkan kesalahan Gianluigi Buffon yang maju meninggalkan kotak penalti dan gagal menghentikan manuver pemain lawan. Daniele De Rossi membuat gol penalti di menit ke-82, tepatnya setelah Sergio Ramos melanggar Eder di kotak penalti Spanyol.
Kegembiraan Vitolo (Spanyol) seusai menaklukkan Buffon (Italia).
Tim inti Gli Azzuri didominasi pemain Juventus dan AC Milan yang sama-sama berjumlah tiga pemain. Seperti biasa, ada Buffon beserta dua bek andalan La Vecchia Signora -Leonardo Bonucci dan Andrea Barzagli- di sektor pertahanan. Absennya Giorgio Chiellini diganti bek muda Milan, Andrea Romagnoli. Dua pemain Rossoneri lainnya bermain di sektor tengah, Riccardo Montolivo dan Mattia De Sciglio. Montolivo hanya bermain sekitar 30 menit karena menderita cedera dan penggantinya adalah Giacomo Bonaventura, rekan seklubnya. Sedangkan di kubu La Roja, Barcelona kembali mendominasi tim inti dengan menempatkan Jordi Alba, Gerard Pique, Sergio Busquets, dan Andres Iniesta. Hanya dua pemain Real Madrid yang turun sejak sepak mula, Sergio Ramos dan Dani Carvajal. Namun dua pemain Los Blancos turun sebagai pengganti, Nacho dan Alvaro Morata.

Sementara itu, tim-tim unggulan mampu meraih kemenangan di hari Jumat (8/10) malam waktu Eropa. Portugal, sang juara Piala Eropa 2016, pesta gol 6-0 ke gawang Andorra. Cristiano Ronaldo yang baru kembali bermain untuk timnas -sesudah cedera di final Euro 2016- tampil gemilang dengan mencetak empat gol. CR7 pun langsung memimpin senarai pencetak gol terproduktif dalam Kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Eropa. 
Ronaldo kembali memperkuat Portugal dan mencetak empat gol ke gawang Andorra.
Prancis dan Belanda di Grup A juga mengalahkan lawan masing-masing, yang di atas kertas memang di bawah mereka. Uniknya, Prancis dan Belanda menang dengan margin gol yang sama persis : 4-1. Kevin Gameiro (Prancis) dan Quincy Promes (Belanda) masing-masing menyumbang dua gol kemenangan timnya pula. Kedua pertandingan juga berlangsung bersamaan dan disiarkan secara langsung oleh televisi swasta nasional di Indonesia. RCTI menayangkan Prancis vs Bulgaria dan GlobalTV menampilkan Belanda vs Belarusia. Pada laga berikutnya Belanda akan menjamu Prancis di Amsterdam pada Senin (10/10) mendatang.

Kamis, 06 Oktober 2016

Memori : Timnas Indonesia U-19 Pemuas Dahaga

Gelar juara sepak bola yang begitu lama dirindukan oleh rakyat Indonesia akhirnya tiba jua. Kerinduan itu telah mendapat jawaban nyata. Stadion Gelora Delta Sidoarjo pada Minggu malam, 22 September 2013, merupakan lokasi sekaligus saksi sejarah kesuksesan Tim Merah Putih menjadi juara Piala AFF U-19 2013, sesudah 22 tahun mengalami masa paceklik meraih trofi.
Indonesia secara dramatis mampu mengalahkan Vietnam melalui adu penalti dengan skor 7-6. Keberhasilan tim asuhan Indra Sjafri memiliki sejumlah makna tersendiri dalam perkembangan sepak bola nasional.

Mitos selalu kalah di laga final pada sejumlah turnamen resmi sejak SEA Games 1991 akhirnya pupus kini. Evan Dimas dkk sudah membuat catatan prestasi baru dalam riwayat persepakbolaan nasional. Indonesia akhirnya dapat meraih Piala AFF, meski baru pada tingkat junior. Selama kurun masa 22 tahun berlalu (1991-2013), sebenarnya timnas bisa beberapa kali tampil di pertandingan puncak, tapi senantiasa gagal menjadi kampiun.
Dalam empat tahun terakhir saja, Indonesia kandas di laga pamungkas Piala AFF 2010 (senior), SEA Games 2011 (U-23), dan Piala AFF U-16 2013. Ironisnya, dalam tiga kali kesempatan itu, tim kebanggaan kita selalu takluk dari Malaysia. Di Piala AFF U-19 2013 yang berlangsung di Jawa Timur (Sidoarjo dan Gresik), barulah Pasukan Garuda Muda mampu menghentikan langkah Malaysia sekaligus Thailand, yang kerap menggagalkan Indonesia pula di final pada masa silam, di babak penyisihan grup.

evan dimas dkk

Hanya berselang tiga pekan para pemain Tim Garuda Jaya –sebutan Indra Sjafri buat para pemainnya- kembali membuat bangga. Mereka lolos ke putaran final Piala Asia U-19 setelah menjadi juara Grup G.
Kemenangan 3-2 di laga penutup kualifikasi menghadapi juara bertahan turnamen, Korea Selatan, masuk buku sejarah. Keberhasilan timnas U-19 bukan merupakan suatu kebetulan, tapi mereka memang tim yang kuat.
Sebagian materi timnas U-19 ternyata telah bermain bersama di bawah pelatih Indra Sjafri sejak timnas U-16 beberapa tahun silam. Mereka bahkan pernah menjuarai sejumlah turnamen junior, seperti HKFA International Youth Football Invitation di Hongkong pada tahun 2012 dan 2013.

Mental Juara
Mental juara tampaknya memang mampu ditanamkan sang pelatih kepada anak-anak asuhannya. Timnas U-19 kemudian lebih berkonsentrasi menjalani pemusatan latihan selama sekitar dua bulan di Yogyakarta, termasuk menjalani uji coba dengan tim-tim lokal. Seluruh anggota tim bahkan tidak bisa pulang saat lebaran tempo hari dan mereka bersama-sama merayakan Idul Fitri di Yogyakarta. Sehabis itu mereka melanjutkan pelatnas di Jawa Timur, yang merupakan lokasi Piala AFF U-19 2013. Kerja keras dan pengorbanan mereka memang layak berbuah manis.
Ternyata tidak perlu menjalani pelatnas jangka panjang di luar negeri, seperti Italia atau Uruguay, untuk mendapatkan sebuah trofi demi mengharumkan nama tanah air tercinta. Mungkin yang lebih diperlukan adalah pelatih berkualitas yang jeli memilih pemain berkualitas dan proses pelatnas yang berkualitas pula.
Ravi Murdianto, Hansamu Yama Pranata, Evan Dimas, Ilham Udin Armaiyn, Maldini Pali, Muchlis Hadi, dan kawan-kawan kini telah menjadi idola baru pencinta sepak bola di berbagai penjuru negeri.

Mereka pantas mengemban harapan kita bahwa timnas bakal bisa berprestasi lebih apik di masa mendatang. Maka menjadi tugas PSSI agar tunas-tunas muda yang mulai bersemi itu tak menjadi layu sebelum berkembang di tengah jalan. Kita sebagai penonton setia timnas pastinya bakal mendukung dan mengawal apa pun langkah PSSI dalam proses pengembangan pemain muda yang lebih baik di semua wilayah Nusantara. Upaya maksimal yang baik kiranya akan membuahkan hasil yang bagus jua nantinya. Semoga.
Akhirnya, selamat untuk Evan Dimas dkk, semoga semakin panjang jejak prestasi kalian tapaki demi harumnya nama Indonesia di masa depan. Terima kasih karena telah membahagiakan dan membanggakan kami sebagai sebuah bangsa.

# pernah dimuat di loushevaon7.wordpress.com dan Opini Publik Harian BOLA edisi Rabu, 16 Oktober 2013.

Selasa, 04 Oktober 2016

Milan Sumbang Lima Pemain ke Timnas Italia

AC Milan dengan susah payah akhirnya berhasil mengalahkan Sassuolo 4-3 pada laga ke-7 Liga Italia Serie A 2016/17 yang berlangsung Minggu kemarin (2/10) di San Siro. Dalam beberapa tahun terakhir Neroverdi menjadi tim yang sangat susah ditaklukkan oleh Rossoneri. Bahkan pada musim 2015/16 lalu, tim yang promosi ke Serie A pada 2013/14 itu menempati posisi di atas Milan di klasemen akhir dan berhak mewakili Italia di Liga Europa musim ini.  Giacomo Bonaventura membawa tim tuan rumah unggul 1-0 di menit ke-6, namun tim tamu lantas membuat tiga gol yang membuat publik San Siro sempat berdebar-debar hingga pertengahan babak kedua. Vincenzo Montella melakukan perubahan yang efektif dengan menurunkan M'baye Niang dan Manuel Locatelli sebagai pengganti Luiz Adriano dan Riccardo Montolivo. Pelanggaran bek Sassuolo terhadap Niang diganjar wasit dengan tendangan penalti. Gol Carlos Bacca lewat titik putih (69'), disusul gol jarak jauh Locatelli (79') dan gol sundulan Gabriel Paletta akhirnya membuat Tim Merah-Hitam meraih tiga angka di kandang sendiri. Bacca untuk sementara menjadi pemain terproduktif di Serie A bersama Gonzalo Higuain (Juventus) dan Mauro Icardi (Internazionale) dengan koleksi enam gol. Locatelli mencatatkan gol pertamanya untuk Milan dan membuatnya menangis terharu sehabis mencetak gol
Locatelli mendapat apresiasi dari Donnarumma dan De Sciglio setelah mencetak gol.
AC Milan berada di nomor enam dalam klasemen sementara Serie A dengan poin 13. Namun sebenarnya AS Roma, Lazio, dan Chievo pun mengumpulkan poin yang sama dengan Rossoneri. Keempat tim bahkan mencatat rekor yang sama, yaitu empat kali menang, sekali seri, dan dua kali kalah dari tujuh pertandingan. Milan hanya kalah dalam selisih gol. Sementara itu Juventus (18) dan Napoli (14) menduduki peringkat pertama dan kedua hingga pekan ke-7 kasta tertinggi Liga Italia 2016/17.

Kendati masih berada di luar zona Champion, Milan menjadi klub penyumbang pemain terbanyak untuk timnas Italia. Gianluigi Donnarumma, Alessio Romagnoli, Mattia De Sciglio, Giacomo Bonaventura, dan Riccardo Montolivo termasuk dalam daftar pemain yang dipanggil Giampiero Ventura untuk menghadapi Spanyol (6/10) dan Macedonia (9/10) dalam Kualifikasi Piala Dunia 2018 mendatang.
Montolivo dan Bonaventura dalam latihan bersama timnas Italia.

Kejutan Mewarnai Pekan Ketujuh Liga Inggris dan Spanyol

Sejumlah hasil mengejutkan mewarnai pekan ketujuh Liga Inggris dan Spanyol  musim 2016/17 yang berlangsung awal Oktober 2016. Manchester City mengalami kekalahan pertamanya musim ini. Tottenham Hotspur menang 2-0 dan memutus rekor tim asuhan Pep Guardiola yang selalu menang dalam enam laga awal Liga Premier 2016/17. Gol bunuh diri Aleksander Kolarov dan gol Delle Ali membuat Claudio Bravo dua kali memungut bola dari gawangnya dalam pertandingan yang berlangsung di White Hart Lane pada Sabtu lalu (1/10). Kendati demikian, The Citizens masih tetap memimpin klasemen dengan unggul satu angka di atas Spurs, tim yang baru mengalahkannya. 
Aksi Anthony Martial membobol gawan Stoke City.
Kejutan lain di Inggris terjadi kala Manchester United ditahan imbang Stoke City di Old Trafford pada Minggu kemarin (2/10). Anthony Martial yang turun menggantikan Jesse Lingard membuat tuan rumah unggul 1-0, tapi Joe Allen bisa menyamakan kedudukan menjadi 1-1 menjelang pertandingan berakhir. United yang merupakan salah satu kandidat juara ternyata gagal menang dari tim penghuni dasar klasemen. Hasil tersebut membuat posisi Red Devils berada di nomor enam di bawah City, Spurs, Arsenal, Liverpool, dan Everton. Sehabis jeda internasional, tim besutan Jose Mourinho akan bertandang ke Anfield pada 15 Oktober 2016. Perjumpaan Liverpool dan United selalu menjadi pertandingan klasik di Liga Inggris.

Sementara itu di Liga Spanyol, Barcelona mengalami kekalahan keduanya dan Real Madrid menjalani hasil seri ketiganya musim ini. Celta Vigo menundukkan juara bertahan La Liga dengan skor 4-3. Bermain tanpa sejumlah pemain intinya, seperti Javier Mascherano, Andres Iniesta, dan Lionel Messi, anak asuh Luis Enrique bahkan tertinggal 0-3 di babak pertama. Masuknya Iniesta di babak kedua tidak cukup membalikkan keadaan, meski Gerard Pique (2) dan Neymar (1) mampu mencetak gol. Blaugrana harus puas berada di nomor empat di bawah Atletico Madrid, Real Madrid, dan Sevilla.
Ekpresi kekecewaan Ronaldo dan Bale tampak jelas setelah laga berakhir seri.
Real Madrid hanya bisa bermain imbang 1-1 dengan Eibar di Santiago Bernabeu pada Minggu silam (2/10). Sejumlah pemain andalan Los Blancos mesti absen, di antaranya Sergio Ramos, Marcelo, Casemiro, dan Luka Modric. Tim yang dilatih Zinedine Zidane lebih dulu tertinggal 0-1, sebelum akhirnya Gareth Bale menyamakan kedudukan dan menjadi golnya yang ke-50 di La Liga. Untuk ketiga kalinya El Real meraih hasil seri secara beruntun di La Liga, bahkan menjadi empat kali imbang jika ditambah hasil di Liga Champion pertengahan pekan lalu. Zidane harus bekerja keras membuat anak asuhnya kembali ke jalur kemenangan. Cederanya sejumlah pemain inti memang menjadi kendala tersendiri. Hal itu masih ditambah belum kembalinya performa terbaik Trio BBC di sektor depan, yang sempat absen karena masalah fisik. Karim Benzema bahkan sepertinya harus menepi lagi lantaran cedera saat Madrid vs Eibar. Jeda internasional menjadi masa pemulihan yang tepat bagi para pemain Los Merengues yang tidak fit. Tentu Zidane pun berharap pemain-pemain yang dipanggil tim nasional masing-masing tidak pulang ke Madrid membawa cedera.

Minggu, 02 Oktober 2016

Betapa Beda Kostum Manchester City dan Zorya Luhansk

Sejumlah kejutan mewarnai pertandingan kedua penyisihan grup Liga Champion 2016/17 yang berlangsung pada tengah pekan terakhir September 2016. Bayern Muenchen takluk 0-1 dari Atletico Madrid, sementara Borussia Dortmund menahan imbang Real Madrid 2-2. Leicester City mengalahkan FC Porto 1-0 dan menjadi salah satu tim yang selalu meraih kemenangan dalam dua laga awal Liga Champion. Barcelona, Atletico Madrid, dan Napoli juga belum kehilangan poin di Eropa, sebagaimana juara Liga Premier Inggris musim lalu. Satu kejutan lagi adalah keberhasilan Glasgow Celtic bermain seri 3-3 dengan Manchester City, sementara tim besutan Pep Guardiola sedang begitu perkasa dengan 10 kemenangan beruntun di semua ajang musim ini. City pun memimpin klasemen Liga Premier dengan enam kemenangan tanpa sekali pun kehilangan poin. 

Namun klub asal Manchester itu menghadirkan kejutan lain berupa kostum seri ketiganya yang begitu mencolok mata. Perpaduan warna jingga dan ungu menjadi sensasi tersendiri dan mengundang banyak komentar dari para pengguna twitter di Eropa. Kebanyakan orang heran dan mencercanya, hampir sama dengan perlakukan orang Indonesia merespons seragam tim olimpiade Indonesia, yang ternyata mendapat pujian dari dunia ketika ditampilkan di Olimpiade Brasil 2016 sekian bulan silam. 
Kostum ketiga Manchester City ini keren atau norak?
Sejak Euro 2016 lalu, perusahaan apparel asal Amerika Serikat yang kondang itu seperti kekurangan ide untuk merancang desain kostum produksinya. Misalnya Portugal, Prancis, dan Inggris yang kostumnya sama persis motifnya, sebatas berbeda warnanya. Ironisnya, pada musim 2016/17 Manchester City memiliki kostum utama yang kembaran dengan ketiga tim nasional itu. Tiada beda pula dengan kostum kedua Paris SG. Mayoritas suporter pun kecewa menyambutnya. Jadi melihat penampilan tim kesayangannya dengan kostum jingga ungu nan kinclong, sudah selayaknya para penggemar klub itu tersenyum bersukacita. Keberanian tim desainer Nike patut dipuji dalam hal ini.

Bagaimana dengan kostum yang dikenakan oleh Zorya Luhansk, tim Ukraiana yang kalah tipis dari Manchester United di Liga Europa? Barangkali sempat terlintas kesan, kita bagaikan melihat Zlatan Ibrahimovic dkk sedang bertanding melawan tim yang terdiri dari para wasit. Kostum Zorya yang berwarna serba-hitam, tanpa nama sponsor di dada, dan tanpa garis warna yang lain jua, mirip sekali dengan kostum wasit zaman dulu. Sangat monoton dan tidak menarik sama sekali.     
Apakah Manchester United bermain menghadapi tim wasit?