Minggu, 31 Januari 2016

AC Milan Siap Menangi Derbi Akhir Januari



Menjelang duel tim sekota pada pekan ke-22 Liga Italia Serie A 2015/16 yang berlangsung di San Siro pada Minggu malam waktu Italia (31/1/2016), AC Milan bernasib lebih baik ketimbang Internazionale, ketika keduanya berlaga di semifinal bagian pertama Copa Italia, yang berlangsung pertengahan pekan terakhir Januari kemarin. Milan menang tipis 1-0 atas tuan rumah Alessandria, tim Serie C. Mario Balotelli mencetak gol tunggal lewat titik putih. Rossoneri pun cukup bermain imbang pada laga kandang untuk lolos ke partai puncak. Sementara itu, Inter justru kalah telak 0-3 dari Juventus dalam laga tandangnya di babak semifinal lainnya.


Dari posisi di klasemen sementara Serie A, Milan berada di nomor 6 dengan poin 33, sedangkan Inter menduduki peringkat ke-4 dengan poin 41. Nerazurri sendiri memiliki jumlah angka yang sama dengan Fiorentina (nomor 3), tapi kalah dalam selisih gol. Tim besutan Sinisa Mihajlovic mesti memenangi derbi jika masih berambisi merebut tiket zona Eropa musim depan. Peluang ke Liga Europa masih cukup terbuka mengingat AS Roma yang menduduki peringkat ke-5 hanya berselisih dua angka dengan Milan. Kembali tampilnya Balotelli yang mampu mencetak gol menjadi angin segar bagi Rossoneri karena menambah alternatif penghuni sektor depan, meski sang pelatih tidak menjadikannya sebagai starter dalam derbi Milan. Carlos Bacca dan Mbaye Niang yang dipasang sebagai duet penyerang utama Tim Merah-Hitam. Tapi di pihak Inter pun ada nama Eder, striker yang baru diboyong dari Sampdoria. Entah siapa di antara mereka yang mungkin dimainkan di babak kedua, siapa tahu menjadi penentu kemenangan timnya.

Pada giornata 21 kedua tim dari kota Milan hanya mampu bermain imbang melawan tim-tim semenjana. Milan ditahan Empoli 1-1, sementara Inter harus puas dengan skor 1-1 melawan Carpi. Yang jelas, Riccardo Montolivo dkk pasti tak ingin mengecewakan kembali Milanisti dan kudu berjuang membuat mereka tersenyum ceria lagi. Maka tiga poin mesti dapat dipetik di San Siro. Rossoneri yang musim ini dihuni oleh mayoritas pemain Italia harus mampu membuktikan diri lebih baik ketimbang tim yang hampir seluruh anggotanya pemain asing, meski Roberto Mancini –ironisnya- adalah pelatih berkebangsaan Italia.

Forza Milan!

Starting line-up Milan (4-4-2) : Donnaruma; Abate, Alex, Romagnoli, Antonelli; Honda, Montolivo (K), Kucka, Bonaventura; Bacca, Niang.

Sabtu, 30 Januari 2016

Berjuang Demi Nama Indonesia

Memang tidak semua pertempuran dapat kami menangkan. Akan tetapi setidaknya kami adalah anak-anak bangsa yang berjuang dengan tulus ikhlas dan sepenuh hati untuk mengharumkan nama tumpah darah yang kami cintai. (Bambang Pamungkas)

Memori : Tahun 2014 Penuh Harapan bagi Tim Merah-Putih



Tahun 2013 meninggalkan kesan positif bagi pencinta sepak bola Indonesia. Kekacauan yang terjadi akibat konflik internal PSSI telah berakhir melalui mekanisme KLB. PSSI kembali bersatu dan serius bekerja membenahi berbagai kekurangan yang ada. Hasilnya, terdapat beberapa hal yang menggembirakan kita. Evan Dimas dkk berhasil menjadi juara Piala AFF U-19 2013 yang berlangsung di Jawa Timur. Tim asuhan Indra Sjafri juga mampu lolos ke Piala Asia U-19 2014.

Timnas U-23 memang gagal memenangkan final SEA Games 2013 Myanmar, namun setidaknya medali perak dapat kembali diraih oleh Kurnia Meiga dkk. Dua tahun sebelumnya, tim besutan Rahmad Darmawan pun mendapatkan medali perak di Jakarta. Kita tahu, timnas sepak bola tidak pernah bisa menembus partai puncak SEA Games sejak tahun 1997. Baru pada tahun 2011 dan 2013 hal itu dapat diwujudkan lagi. Jadi ada perubahan positif lainnya dalam sejarah panjang persepakbolaan nasional.

Timnas senior gagal total di Kualifikasi Piala Asia 2015. Namun kita senang melihat para pemain terbaik Indonesia dapat kembali memperkuat Tim Merah-Putih. Jacksen F. Tiago sebenarnya sosok yang layak membawa timnas berprestasi mengingat kiprahnya selama ini, tapi PSSI telah menggantinya dengan pelatih baru. Harapan itu otomatis kita pindahkan ke pundak Alfred Riedl yang kembali ke kursi yang sempat didudukinya pada 2010-2011.

Tahun 2014 merupakan kesempatan bagi timnas Indonesia mengukir prestasi yang lebih baik. Tim asuhan Indra Sjafri akan berlaga di Piala Asia U-19 2014 Myanmar yang berlangsung pada 9-24 Oktober 2014. Target lolos ke semifinal agar mendapatkan tiket ke Piala Dunia U-20 2015 di Selandia Baru cukup realistis dan bukan impian belaka. Persiapan panjang telah dilakukan sejak akhir 2013. Kondisi fisik dan mental yang ideal dari para pemain menjadi modal pelatih dalam meningkatkan kualitas teknik dan permainan tim. Program uji coba, mulai dari menghadapi tim lokal, tim Asia, hingga tur ke Eropa telah dirancang dan tinggal dijalani Evan Dimas dkk. Diharapkan pada Oktober nanti, Tim Garuda Jaya telah sampai pada fase puncaknya dan meraih prestasi terbaiknya.




Asian Games
Menpora Roy Suryo dan Ketua KOI Rita Subowo telah membuka peluang bagi PSSI agar mengirim timnas U-23 berlaga dalam Asian Games 2014 di Korea Selatan yang berlangsung pada 19 September-4 Oktober 2014. PSSI sendiri telah siap menjadi bagian dari kontingen Tim Merah-Putih meski dengan biaya sendiri. Pelatih baru harus segera ditunjuk PSSI, sehingga ia bisa selekasnya menyusun program persiapan menuju turnamen. Sudah saatnya Indonesia kembali mengukur diri menghadapi tim-tim dari berbagai penjuru Asia dan tidak cukup berkutat di wilayah Asia Tenggara belaka. Sebagian anggota timnas SEA Games 2013 masih bisa berlaga di Korea Selatan dan keikutsertaan timnas U-23 juga menjadi persiapan jangka panjang menghadapi SEA Games 2015. Para pemain seperti Alfin Tuasalamony, M.Syaifuddin, Manahati Lestusen, Rizky Pellu, Ferinando Pahabol, dan Yandi Sofyan masih memenuhi syarat bermain di SEA Games mendatang.


Timnas senior ditargetkan menjadi juara Piala AFF 2014 yang berlangsung pada 22 November-20 Desember 2014. PSSI pasti siap mendukung apa pun program kerja Alfred Riedl dan para asistennya. Laga menghadapi Arab Saudi pada awal Maret mendatang menjadi debut Alfred dalam periode kedua karier kepelatihannya bersama Tim Merah-Putih.

Berkaca pada apa yang terjadi di tahun 2013, maka tampil di final mesti dijadikan tradisi pada sejumlah turnamen yang bakal diikuti timnas, baik timnas junior maupun senior, setidaknya untuk turnamen Asia Tenggara lebih dahulu. Tak perlulah kita berlebihan membuat pernyataan bahwa menjadi juara adalah harga mati. Lebih baik kita tetap menapakkan kaki di bumi serta mengingat bahwa ada yang lebih berkuasa ketimbang manusia. Bagaimanapun pepatah lama masih terus berlaku. Tugas kita manusia berencana dan selalu berupaya melakukan yang terbaik, tapi bukankah tetap Tuhan yang menentukan hasil akhirnya?

*pernah dimuat di loushevaon7.wordpress.com dan Opini Publik Harian BOLA Selasa, 21 Januari 2014.




Jumat, 29 Januari 2016

Belajar Berjiwa Besar

Sepak bola olah raga dunia
Tempat belajar berjiwa besar
Nama bangsa jadi terbawa
Kalau juara di kompetisi akbar


(Iwan Fals dalam lagu "Sepak Bola")



Memori : Nomor 32 Beckham

Satu hal yang menarik diperbincangkan ketika David Beckham memutuskan akan bermain di AC Milan pada musim 2008/09 adalah nomor kostum yang bakal dipakainya. Yang jelas mustahil dia mengenakan nomor 7 atau 23 karena sudah dimiliki oleh Alexandre Pato dan Massimo Ambrosini di Milan. Padahal dua nomor itu sudah sangat identik dengan Beckham selama memperkuat timnas Inggris, Manchester United, Real Madrid, dan LA Galaxy.

Ada spekulasi dia akan mengenakan nomor 75 yang merupakan angka tahun kelahirannya. Dan di Milan sendiri sudah ada tiga pemain yang melakukannya, yaitu Andriy Shevchenko (76), Ronaldinho (80), dan Mathieu Flamini (84). Ternyata akhirnya Beckham mengenakan nomor 32. Ketika ditanya apa alasannya memilih nomor itu, jawaban Beckham simpel saja, karena itulah nomor pertama yang ditawarkan kepadanya.

Sebelumnya ada dua pemain yang pernah pula bernomor 32 di Milan, yaitu Christian Vieri dan Cristian Brocchi. Kiprah kedua pemain itu tidak bisa dikatakan cemerlang di I Rossonerri. Tiada catatan berarti dari Vieri, sementara Brocchi merupakan pemain cadangan abadi di tim asuhan Carlo Ancelotti itu.

Lantas bagaimana dengan Beckham, pemain terkini bernomor 32 di Milan? Kendati sesaat saja, semoga nasib Beckham lebih apik ketimbang para pendahulunya dan mampu memberikan kontribusi positif bagi AC Milan. Buona fortuna, Beckham!


*pernah dimuat di loushevaon7.wordpress.com dan tabloid SOCCER No.29/IX/Sabtu, 24 Januari 2009.

Kamis, 28 Januari 2016

Salam Pembuka

Di sini saya mencoba kembali mengungkapkan ketertarikan saya pada dunia sepak bola dengan segala pernak-perniknya. Sejumlah hal buruk yang terjadi dalam kehidupan sepak bola sepanjang tahun 2015 -terutama sepak bola Indonesia- membuat kegairahan saya untuk menulis tentang hal yang saya cintai meredup dan bahkan sempat mati suri. Namun pada awal 2016 saya berupaya membangkitkan rasa yang sempat sirna. Blog ini menjadi sebuah pertanda dimulainya era baru. Tidak sebatas membahas hal yang aktual, adakalanya saya akan memuat kembali beberapa tulisan saya yang pernah terpajang di blog lawas saya (loushevaon7.wordpress.com) dalam rubrik Memori. Selamat membaca.

Luhur Satya Pambudi